POINT 500 BUAT HP

Hey kawan, siapa yang ngak –belum- tahu handphone -nama keren hape-? Yups, bener banget, hape merupakan salah satu alat komunikasi yang sudah memasyarakat. Hampir semua orang di dunia ini punya –butuh- hape. Dari yang second sampe yang harganya puluhan juta. Nggak cuma kalangan atas aja, kalangan menengah ke bawah seperti pengamen, tukang becak, pedagang juga pada punya hape lho? Nggak kebayang kan? anak sd pun pada ngrengek2 minta dibeliin hp sama ortunya. Wah wah, kebangetan banget kalo kalian masih gapunya hp apalagi gatau apa itu hp. Di jaman sekarang ini hp sudah menjadi kebutuhan kita sehari-hari, udah masuk kategori sandang deh. Tetapi, gimana kalau kita dilarang mengaktifkan hape selama seperempat hari -6jam-?
Ok, disini aku bakal bahas mengenai point 500 yang diberikan kepada murid smanda yang ketahuan mengaktifkan hapenya di saat jam pelajaran. Apa pendapat kalian mengenai tata tertib tersebut kawan? Hampir semua (99%) murid smanda beranggapan bahwa poin 500 itu terlalu berlebihan. Gimana ngggak, dalam 3 tahun belajar di smanda kalau kita ketahuan nyalain hp pas pelajaran selama 2 kali aja udah di DO! Karena setiap murid diberkan batasan point 1000, selebihnya keluar. Cuma gara-gara HP! Parah! Beberapa murid smanda yang teledor pasti uda pernah dapet poin itu.
Apakah poin tersebut sudah diperhitungkan? Kenapa guru smanda tetap diperbolehkan mengaktifkan hpnya di saat sedang mengajar?
Masing-masing murid smanda pasti mempunyai anggapan sendiri-sendiri. Salah satunya adalah menolak salah satu butir tata tertib tersebut. Mengapa? Kita juga punya hak untuk tetap mengaktifkan hp selama pelajaran berlangsung tanpa mengganggu konsentrasi belajar. Urusan kita nggak cuma di lingkungan sekolah aja, kita juga punya keluarga di rumah. Nah kalo sewaktu-waktu kita dapet kabar dari keluarga tetapi kita nggak bisa dihubungi gimana dong? Pihak keluarga juga belum tentu hafal nomor telepon sekolah.
Nada dering hp yang terdengar nyaring dari salah seorang guru emang bikin konsentrasi belajar kita pudar, belum juga kalo gurunya ngobrol di telepon dengan suara keras. Apabila telepon tersebut menyangkut sekolah kenapa tidak mengutus salah seorang guru atau karyawan untuk menemui langsung gurunya. Selain itu, nada dering hp kan bisa di silent. Iya nggak sih?
Beberapa teman saya sependapat jika point tersebut diturunkan menjadi 250 supaya lebih ringan. Lagipula masih banyak cara lain untuk meningkatkan kedisiplinan murid misalnya saja memaikkan point keterlambatan.