Pages

Friday, May 30, 2014

KEPADA TUAN PENEGUK KOPI

Selamat menunggu larutnya pedih, Tuan peneguk kopi
Duduk saja yang manis disudut teras depan sana
Coba hempaskan perihmu pada kilau cahaya senja yang hendak merambat pergi
Tuan butuh waktu untuk sendiri, menyendiri
Mungkin kita sedang marah karena rindu, coba dulu bertemu, mungkin akan meredakan amarahmu
Mungkin juga dapat meramaikan kembali ruang-ruang hampa tak berisi
Cerita itu rupanya ikut menyedot habis kesaratanmu
Kamu sekarang kosong melompong, Tuan
Teruntuk Tuan yang suka menyesap tepian cangkir kecil di kafe dengan berteman sepi
Coba hangatkan badan dengan mengalirkan ramuan pahit itu ke dalam tubuhmu
Menyatu dengan janji manis yang kau utarakan sejengkal sebelum pergi
Kita sekarang duduk berhadapan
Aku adalah sepimu
Sama-sama mulai menyesap kopi
Aku uapnya, kamu rasanya
Biar, biar saja
Kita akan bersama-sama meneguk rasa yang sama
Rasa yang melukis luka sewaktu lampau
Yang pernah menyertakan kenyamanan dalam setiap perjumpaan
Dalam setiap lanskap yang pernah kita tamui
Walau semua hanya sekadar penepatan janji atas pertemuan sebelumnya yang belum tuntas
Walau kita sama-sama tahu bahwa kita selalu butuh waktu untuk bertemu
Tak mengapa
Pertemuan kita adalah tiada akhir, Tuan peneguk kopi..


No comments:

Post a Comment