Tersebutlah negeri yang amat ku cinta bernama Indonesia, bukan Endonesa.
Senin mengawali hari, kami terdidik untuk senantiasa berdiri mendongak ke
satu titik, menghormati bendera pusaka negeri. Merah putih, bendera
Indonesiaku. Kebiasaan sejak sekolah dasar yang melekat hingga kini; upacara
bendera Senin pagi. Bukan hanya hari Senin saja, kami juga merayakan
hari libur nasional lainnya dengan upacara selama masih sekolah.
Negeriku cantik nan menawan. Maka, jangan hukum negeriku, Tuan. Biar kata
mereka birokrasinya bobrok digerogoti tikus-tikus berdasi. Tapi lahirku di
sini Tuan, di negeri yang elok damai ku cinta. Alam cantiknya bantu cukupi
kebutuhan panganku, juga kebutuhan jiwaku atas potensi baharinya yang tersohor
sampai ke negara belahan sana. Pantai dan laut Indonesia memimpin di deretan
pertama you have to visit dalam list vacation skala dunia. Bahkan,
beberapa daerah di Indonesia bisa punya nama di kancah internasional atas
banyaknya kunjungan turis yang ingin berwisata, sebut saja Bali dan kepulauan
Nusa Tenggara yang baru saja menominasikan pulau Komodonya ke dalam tujuh keajaiban
dunia.
Kerajinan tangan khas Jepara yang berupa ukir-ukiran juga tak kalah
cantiknya. Begitu pun kain songket khas
Palembang yang mendunia. Indonesiaku kaya, Tuan. Indonesiaku yang merupakan
gabungan dari beberapa provinsi memiliki tarian, baju adat, bahasa, dan adat
istiadat yang berbeda disetiap daerahnya. Maka kita terkenal sebagai negara
yang punya banyak budaya. Dan tanpa kita sadari, kita besar dengan dua bahasa,
bahasa ibu (bahasa Indonesia) dan bahasa daerah, Tuan.
Apa Tuan tahu bahwa Indonesia sudah tidak 33 provinsi lagi? Biar ku beri tahu,
sekarang provinsi di Indonesia bertambah satu, sudah ada Kalimantan Utara yang
beribukota di Tanjung Selor. Bukan kesalahan lagi jika kita latah menyebut
Kalut sebagai provinsi dalam tebak-tebakan mengenal Indonesia. Biar pun
seberapa banyak Indonesiaku terbagi, buatku, Indonesia adalah satu. Bhinneka
Tunggal Ika. Bukan hanya pulau Jawa atau Sumatera yang boleh punya nama. Samarinda
dan Papua silakan bersua.
Mari ku kenalkan lagi dengan pulau
bernama Miangas dan Rote yang menjaga kita di utara dan selatan negara. Nama
yang terdengar asing di telinga bukan? Kita selama ini hanya mengenal batas
Indonesia bagian barat dan timurnya saja, yaitu Sabang dan Merauke. Tahukah
Tuan bahwa Miangas letaknya hanya seperlemparan batu saja dari Filipina? Bahwa pulau-pulau
di paling utara Indonesia kaya akan hasil ikan-ikannya. Dan pulau Rote Ndao
(atau pulau Dona) punya sejumlah resort yang sekarang beratasnamakan orang
asing. Kabar buruk yang sudah bosan kita dengar. Tak perlu Tuan menyalahkan
pemerintah atau orang-orang berkepentingan lainnya yang lengah mengawasi kelengkapan Indonesia. Sudah bukan
masanya lagi bertanya Mengapa karena
yang kita butuhkan sekarang adalah Bagaimana.
Bagaimana menjaga yang masih ada karena sudah selayaknya kita berterimakasih
kepada Sabang, Merauke, Miangas, dan Rote yang telah merajut Indonesia dan setia
mejaga lini geografis kita. Bukan karena jarang terdengar lantas Tuan tidak mau mengenalnya?
Indonesia baik sekali Tuan, mengijinkan aku dan Tuan untuk tinggal di sini.
Menyediakan semua keperluan kita, mengenalkan kita pada surga yang tergapai di
bumi. Ingin melihat Samudra Hindia, mudah saja aku bisa ke pulau Sempu di
Malang yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Ingin ku melihat
keindahan laut tinggal pergi ke Papua Barat dan menyelam di Raja Ampat. Atau berwisata mengunjungi
Danau Toba (danau vulkanik terbesar di dunia) di Sumatra Utara yang ditengahnya
terdapat pulau Samosir. Ingin ku menikmati keindahan Indonesia dari ketinggian,
mendaki ku ke Mahameru, gunung tertinggi di tanah Jawa, melihat istana di atas
awan dan bersantai sebentar mengagumi cantiknya Ranu Kumbolo, telaga di lereng
Mahameru. Atau jika belum puas, aku bisa bermain-main ke Pegunungan Karst
Bantimarung di Sulawesi Selatan yang mempunyai lanskap memesona. Tak perlu
jauh-jauh ke Afrika kalau di Baluran, Jawa Timur saja kita dapatkan tanah
lapang yang kering dan tandus. Ah, Indonesiaku terlalu banyak indahnya, tak
cukup jika kujelaskan satu persatu, Tuan. Biar Tuan tahu sendiri karena masih ada
banyak lagi yang tak tersebut dan tak kalah mengagumkannya. Menceritakan
beberapa saja sudah memesonakanku, yang begini bagaimana aku tidak kagum pada Indonesia?
Membayangkan cantiknya Indonesia saja bisa membuat perut lapar. Kalau bicara
soal makanan, masakan orang-orang Indonesia ini juara, Tuan, bumbunya khas
karena banyak menggunakan rempah-rempah. Ingatkah Tuan bahwa Indonesia pernah
dijajah bangsa Eropa karena mereka ingin menguasai hasil bumi kita? Bangsa lain
saja sebegitu menginginkan sumber daya alam kita sampai menjajah, lalu kita
yang punya hak milik atas ini semua hanya diam berpangku tangan saja? Presiden
dunia kita, Barack Obama, bahkan masih mengingat betul masakan Indonesia yang
juga kesukaan kita semua; kerupuk, sate, bakso, dan nasi goreng. Makanan khas Indonesiaku sungguh luar biasa enaknya, Tuan.
Orang-orang Indonesia ini juga kreatif, Tuan, terutama para pedagangnya. Ada saja yang suka berjualan
diatas atau dibawah jembatan. Ada pula yang memanfaatkan lahan kosong di tepi jalan. Juga ada
pedagang asongan yang suka ketuk kaca jendela mobil di traffic light jalanan protokol atau
masuki bus (kereta juga) penumpang dari jurusan satu ke jurusan lain
disebelahnya. Ada lagi yang berjualan perabotan rumah tangga dalam mobil bak
terbuka dengan berkeliling kampung. Dan yang paling dirindukan oleh warga
Indonesia yang tinggal di luar negeri sana adalah keberadaan pedagang makanan
keliling sampai tengah malam di komplek perumahan yang bantu atasi kemalasan
kita untuk sekadar keluar membeli makan. Semuanya tadi hanya ada di Indonesia,
Tuan.
Hasil perkebunan kita juga banyak yang diekspor ke mancanegara hingga menjadi
favorit orang-orang Eropa, Amerika, Asia, Afrika, dan Australia. Bisa dibilang
kopi, siapa yang tidak mengenal kopi luwak dan kopi Jawa? Kopi Luwak yang
berasal dari kotoran hewan Luwak dan kopi Jawa yang merupakan salah satu jenis
kopi yang berpengaruh di dunia, sampai-sampai “Java” menjadi slang bahasa
inggris dari kopi.
Setiap daerah di Indonesia memiliki jenis dan cita rasa masakan yang
beragam. Makanan dengan rasa asin pedas manis gurih semuanya tersaji di sini. Betapa
aku tidak bahagia akan banyaknya makanan murah nan halal di sini. Tak perlu ku
repot bertanya? Is that pork? Di
setiap aku hendak memesan makanan seperti yang pernah kulakukan dulu, di negeri
seberang sana.
Perpaduan ramuan tanah air yang begitu indah untuk ditinggali hidup mati.
Hingga aku besar dengan gema suara adzan di tiap hari dan dewasa karna
perbedaan suku, budaya, dan agama yang beranjak menghakimi. Mati pun ingin ku
dipeluk bumi ini. Maka aku tak suka Tuan terus menerus menyalahkan negara ini,
menjatuhkan nama baik ibu pertiwi dengan omong kosong yang tak menjelma
perubahan. Hanya karena kesalahan orang-orang yang mengambil hak kuasa atas
negara, bukan berarti Indonesiaku salah seutuhnya, Tuan. Tolong jangan Tuan
padang dari kacamata politik saja.
Biar Tuan-tuan sekalian berkata Indonesia itu buruk, namun aku tetap
punya cinta untuk Indonesia. Asal Tuan tahu, Indonesia masih mempunyai banyak
tunas integritas. Semaikan dan rawatlah hingga berbunga mekar cantik. Aku tahu,
bukan hanya mereka yang salah, melainkan kita, yang lalai pernah punya cinta
untuk Indonesia.
Unik ku bilang negeriku ini. Miliki banyak tanggal merah di kalender
tahunannya. Bahagiakan semua anak sekolah yang penat hadapi tumpukan tugas
tiada akhir. Semua murid yang bersekolah di sini wajib pahami semua mata
pelajaran sebelum akhirnya penjurusan di jenjang menengah. Ingat, bekal kita
banyak, Tuan. Senjata kita ada. Dan Tuan masih pesimis negara kita bisa maju
dan bebas dari penjajahan oleh rakyatnya sendiri?
Tak bisa ku bayangkan jika aku tak menginjak tanah ini lagi. Airnya yang
ku minum tiap hari, tanahnya yang kupijak tiap ku melangkah. Bahkan aku mau-mau
saja makan di tanah lapang dengan tangan berlumpur. Kata mereka, biar menyatu
dengan tanah. Kalau tanahnya bukan milik Indonesia, mana aku mau? Dan rela saja
aku bergulung-gulung di rumput basah, merayap memeluk bumi. Kalau bukan cinta
Indonesia, aku tak tahu lagi apa namanya.
Sekarang Tuan sudah ku kenalkan dengan mereka, penghuni gugusan
pulau-pulau bernama Indonesia ini, maka, sekarang saatnya Tuan menyayangi kita,
Indonesia, dengan memperbaiki citra yang sudah buruk dimata masyarakatnya
sendiri. Lalu biar takdir yang mengijinkan Tuan mengabdi untuk Indonesia.
Kini saatnya kita membahagiakanmu, Indonesia. Membuatmu tersenyum karena
bumimu kembali cantik, karena masyarakatmu kembali rukun saling mengasihi.
Tunggu waktunya tiba, kita berbalas budi padamu dengan mengharumkan nama
bangsa.
No comments:
Post a Comment