Hai, aku perindumu. Datang
kembali untuk menyapamu, mengajakmu berbicara lewat ini. Ya, aku tak mampu tuk
memulai sebuah percakapan denganmu. Tak juga berani tatap mata sayumu.
Aku hanya ingin beri kabar bahwa
aku telah memutuskan untuk mengakhiri semua drama imajinasi ini, aku akan
segera mencari aktor penggantimu, iya segera. Kamu sudah cukup beri bahagia
palsu dalam hidupku, juga tawa sendu berakhir pilu, aku tak mau ada lagi yang
seperti itu.
Kamu perlu tau bahwa aku tau
apa-apa yang tak kamu pikir aku akan tau. Dan ketauanku itu hari ini membuatku
sedih, aku menagis. Menangis tersendu disudut kamar berdebu milikku. Tak
menyangka sebegitu parahnya rasa ini hingga aku berani tangisimu. Aku tau,
sejak lama aku yang berlebihan kembangkan rasa ini. Tolong dipahami, aku belum
pernah punya rasa itu, rasa yang semua teman2ku pernah punya. Aku berbeda
dengan mereka dan aku ingin menjadi seperti mereka.
Aku wanita, disini wanita tak
pernah memulai, ia hanya bisa menunggu kabar gembira datang dari lelaki pujaannya.
Ah si wanita pasti akan senang bila nyata adanya.
Aku juga titip salam untuk
kekasihmu itu. Aku percaya bahwa dia akan berimu banyak kebahagiaan. Jaga
sampai lama keharmonisan kalian hingga waktu mengajak kalian berpikir dewasa untuk mengakhiri semuanya. Entah berakhir dipelaminan atau surat
putusan. Itu pilihan kalian. Semoga yang terbaik untuk kalian, terutama kamu,
pemeran utama imajinasiku. Sempurnaku.
Sekarang aku tau, hidup itu tak
melulu soal harapan. Aku belajar dari sini. Terimakasih untuk masa
putih abu-abuku yang berakhir dengan cerita tentangmu. Yang tak pernah tau ini.
Aku tak punya lagi harapan yang
sebesar dulu ketika aku masih suka menulis tentang kamu. Aku selalu memotivasi
diri bahwa kamu membaca ini hingga aku terus semangat menulis tentangmu, di
notesku. Sekarang sudah tak ada motivasi lagi, bahkan untuk menyelesaikan ini
saja aku harus meyeka air mata berulang kali dengan tetap tersenyum. Rasanya palsu.
Oh iya, kamu tak perlu tau aku sedang
menulis tentang kamu. Biar orang lain saja yang tau.
Disini, aku sebagai pemeran utama
wanita yang bersikap berlebihan ketika habis jumpaimu. Dari situ nanti akan selalu
ada imajinasi baru pengiring tidurku yang berperan utama lelaki, kamu. Kamu
sempurna, hingga sanggup ku tempatkan di setiap peran. Kamu cocok jadi apa
saja, tapi bukan jadi kekasihku.
Kamu, jaga kesehatanmu. Rinduku untukmu
akan kusimpan diruang hatiku yang dingin agar beku dan dapat kucairkan ketika
waktu pertemukan kita lagi. Entah kapan. Semoga akan ada pertemuan
itu dan aku harap bukan yang terakhir karena aku masih ingin berkata padamu tentang semua ini. Suatu hari nanti.
Ah, aku berkhayal tentangmu lagi.
Baiklah, untuk malam ini saja, ijinkan aku tidur dengan imajinasi tentangmu.
Selamat malam!
No comments:
Post a Comment